Dibanding Negara Tetangga, Kenapa Olahraga Ini Masih "Eksklusif" di Indo?

Kalau di Indonesia kamu bilang rutin main golf, ikut triathlon, atau rajin yoga di studio fancy, jangan kaget kalau langsung dilabeli: “Wah, orang kaya nih!”

Padahal kalau dipikir-pikir, olahraga kan seharusnya untuk semua orang, ya? Tapi kenyataannya, di Indonesia, olahraga-olahraga ini memang terasa "elit". Kenapa bisa begitu? Apakah ini terjadi juga di negara ASEAN lain, atau hanya masalah khas di Indonesia saja?

Biaya yang Bikin Mengernyit

Satu hal yang paling nyata: harga.

  • Golf di Indonesia memang mahal. Harga membership di lapangan golf bisa menyentuh ratusan juta rupiah. Sewa alatnya pun kadang lebih mahal daripada cicilan motor.
  • Triathlon butuh sepeda balap yang harganya belasan juta rupiah, pelatihan renang yang profesional, dan biaya pendaftaran lomba yang kadang seharga gaji sebulan.
  • Yoga terlihat sederhana, tapi kelas yoga di pusat kota bisa mencapai ratusan ribu sekali pertemuan, apalagi kalau instruktur bertaraf internasional.

Alhasil, buat kebanyakan masyarakat Indonesia, olahraga ini seperti punya label: "kalau mau sehat, siapin tabungan dulu." 

 Baca Selengkapnya Statistik Triathlon di ASEAN

Bagaimana di Negara ASEAN Lain?

Coba kita tengok negara tetangga.

Thailand
Golf di Thailand jauh lebih merakyat. Banyak lapangan semi-public yang mengenakan tarif sangat terjangkau. Pemerintah Thailand bahkan mempromosikan golf untuk wisatawan domestik, bukan cuma orang asing. Triathlon juga rutin digelar di banyak provinsi tanpa biaya pendaftaran selangit.



Vietnam
Triathlon di Vietnam booming luar biasa. Event seperti IRONMAN 70.3 di Da Nang diikuti ribuan peserta dari berbagai latar belakang ekonomi. Ada juga program komunitas untuk pemula yang ingin ikut lomba dengan biaya lebih murah.

Malaysia
Yoga di Malaysia sudah jadi bagian dari gaya hidup umum. Pemerintah bahkan mengadakan International Day of Yoga dengan ribuan peserta secara gratis di tempat umum. Yoga bukan hanya untuk orang kaya kota besar, tapi sudah menyentuh sekolah-sekolah negeri. 


Melihat itu, bisa dibilang di negara ASEAN lain, olahraga-olahraga ini lebih membumi dibandingkan di Indonesia.

Kenapa di Indonesia Tetap Eksklusif?

Ada beberapa alasan kuat:

  • Biaya Operasional Fasilitas yang Tinggi, kebanyakan fasilitas golf, studio yoga, atau kolam renang triathlon di Indonesia adalah milik swasta. Karena dikelola komersial, tentu harga tinggi jadi hal yang wajar.
  • Minim Dukungan Pemerintah, sangat sedikit inisiatif pemerintah untuk membuka akses publik terhadap olahraga ini. Bandingkan dengan Malaysia yang rutin membuat festival yoga terbuka atau Vietnam yang mendukung komunitas triathlon lokal.
  • Stigma Sosial yang Kuat, di Indonesia, olahraga seperti golf atau triathlon sudah terlanjur dicap sebagai "olahraga orang atas". Ini bikin orang biasa kadang minder untuk sekadar mencoba.
  • Kurangnya Event Massal Gratis, sementara negara lain rajin bikin lomba murah atau gratis, di sini event-event sering eksklusif, berbayar mahal, dan seringkali berbau komunitas elit.
  • Prioritas Olahraga Nasional yang Masih Terfokus, program olahraga nasional lebih banyak difokuskan pada cabang olahraga populer seperti sepak bola dan bulu tangkis. Sementara cabang seperti triathlon atau golf belum jadi prioritas pembinaan massal.

Apa Implikasinya?

Kalau olahraga tertentu hanya bisa diakses segelintir orang, kita kehilangan potensi besar.
Bisa saja ada calon atlet triathlon hebat dari daerah yang tidak pernah tahu peluangnya karena akses terlalu mahal. Atau ada anak-anak muda yang sebenarnya bisa jago golf, tapi tak pernah menyentuh lapangan karena harga sewa yang tidak ramah kantong.

Ini bukan cuma soal kesehatan publik, tapi soal keadilan dalam kesempatan berolahraga.

Apa Solusinya?

  • Bangun Fasilitas Semi-Publik, pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan swasta untuk membangun lapangan golf mini, jalur triathlon publik, dan taman yoga gratis di kota-kota.
  • Adakan Event Terbuka dan Murah, buat event triathlon mini, yoga festival, atau golf day yang gratis atau terjangkau, supaya semua kalangan bisa ikut.
  • Ubah Mindset Masyarakat, lewat kampanye sosial, bisa ditegaskan bahwa olahraga seperti golf, triathlon, atau yoga adalah tentang kesehatan, bukan tentang status sosial.
  • Dukung Komunitas Akar Rumput, pemerintah dan sponsor bisa mendukung komunitas lokal yang mencoba mengenalkan olahraga ini ke tingkat sekolah atau desa.

Saatnya Olahraga Milik Semua Orang

Kalau Thailand, Malaysia, dan Vietnam bisa memperluas akses olahraga tanpa memandang status sosial, Indonesia juga pasti bisa.
Olahraga seharusnya bukan soal gengsi atau isi dompet.
Olahraga adalah tentang kebugaran, semangat, dan peluang.
Dan semua orang berhak merasakannya.

Tagar
#OlahragaIndonesia #GolfIndonesia #YogaUntukSemua #SportsAccesEquality #OlahragaMassal