Dari Bandung ke BRICS: Perjalanan Kerjasama Selatan-Selatan

Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation, SSC) merupakan sebuah inisiatif internasional yang diluncurkan untuk memperkuat solidaritas antara negara-negara berkembang dalam menghadapi tantangan bersama, seperti ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan dalam hubungan global. Sejak pertama kali dimulai pada tahun 1955 melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Indonesia, SSC telah berkembang menjadi suatu kekuatan besar yang membawa dampak signifikan bagi perekonomian dan politik global.

Akar Sejarah Kerjasama Selatan-Selatan

Kerjasama Selatan-Selatan berawal dari semangat persatuan negara-negara baru merdeka di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan bebas dari dominasi negara-negara besar. Konferensi Asia-Afrika di Bandung adalah titik awal yang penting, di mana negara-negara tersebut pertama kali berkumpul dan sepakat untuk bekerja sama demi kemajuan bersama, tanpa intervensi dari negara-negara Barat atau kekuatan besar dunia pada saat itu.

Gambar ini diambil dari https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6679386/sejarah-konferensi-asia-afrika-yang-digelar-18-april-1955

Gerakan ini semakin diperkuat dengan pembentukan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961, yang menekankan pentingnya kemandirian negara-negara berkembang dalam mengatur urusan dalam negeri mereka tanpa harus terjebak dalam perang dingin antara Blok Barat dan Timur.

Bentuk-Bentuk Kerjasama Selatan-Selatan

Kerjasama ini semakin berkembang dengan berbagai bentuk kerja sama yang lebih spesifik. Negara-negara berkembang mulai mengembangkan perdagangan antarnegara Selatan, berbagi pengetahuan dan teknologi, serta melaksanakan proyek-proyek pembangunan bersama. Beberapa bentuk konkret dari SSC meliputi:

1. Perdagangan dan Investasi

Negara-negara Selatan berupaya meningkatkan perdagangan intra-Selatan dengan mengurangi ketergantungan pada negara-negara industri maju. Melalui perjanjian perdagangan bilateral atau multilateral, mereka berusaha meningkatkan volume ekspor dan impor, serta meningkatkan investasi yang saling menguntungkan.

2. Teknologi dan Pengetahuan

Negara-negara berkembang juga saling berbagi teknologi dan pengetahuan, baik dalam bentuk program pelatihan, pembangunan kapasitas lokal, atau transfer teknologi tepat guna yang bisa diterapkan dalam konteks masing-masing negara.

3. Pendidikan dan Kesehatan

Kerjasama di bidang pendidikan juga semakin berkembang, termasuk penyediaan beasiswa bagi mahasiswa dari negara-negara Selatan dan pelatihan keahlian dalam bidang tertentu, seperti teknik, kedokteran, dan pertanian. Begitu pula di sektor kesehatan, negara-negara berkembang saling bertukar pengalaman dalam penanganan penyakit dan perawatan kesehatan masyarakat.

4. Proyek Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur antar negara berkembang, seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, dan jalur kereta api, merupakan bagian penting dari SSC. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan konektivitas antarnegara, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Forum dan Organisasi Pendukung SSC

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, berbagai forum dan organisasi internasional telah dibentuk untuk mendukung kerjasama ini. Salah satunya adalah Group of 77 (G77) yang didirikan pada tahun 1964, dengan lebih dari 130 negara berkembang yang berjuang untuk memperjuangkan kepentingan mereka di PBB.

Selain itu, negara-negara berkembang juga membentuk kelompok-kelompok seperti BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. BRICS, meski memiliki anggota yang sangat beragam, tetap berbagi komitmen untuk memperjuangkan pembangunan negara-negara Selatan dalam menghadapi dominasi negara-negara besar.

Source: https://bharataradio738.com/beritalengkap/XTrIuKrimK

Perkembangan Terkini Kerjasama Selatan-Selatan

Kerjasama Selatan-Selatan kini tidak lagi sekadar wacana, tetapi telah bertransformasi menjadi proyek nyata yang melibatkan investasi besar-besaran. Beberapa perkembangan terbaru mencakup:

  • China dan Kenya baru-baru ini menandatangani 20 perjanjian baru yang melibatkan bidang sains, teknologi, e-commerce, dan pendidikan. Ini adalah contoh nyata bagaimana negara-negara Selatan bekerja sama dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
  • China dan Indonesia memperkuat hubungan mereka dalam kerjasama maritim dengan membentuk aliansi keamanan untuk mengelola ketegangan di Laut China Selatan. Negara-negara ini juga meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tantangan global melalui pelatihan bersama.
  • Indonesia sebagai bagian dari BRICS menunjukkan pergeseran signifikan dalam kerjasama Selatan-Selatan, dengan harapan bisa lebih terlibat dalam keputusan-keputusan global yang mempengaruhi negara-negara berkembang.

Selain itu, Hari Kerjasama Selatan-Selatan yang diperingati setiap tahun semakin menarik perhatian, dengan banyak negara-negara Selatan yang mempercepat upaya mereka untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam pembiayaan pembangunan yang lebih kreatif dan berkelanjutan.

         Baca link selengkapnya disini High-level Committee on South-South Cooperation, 22nd Session

Peran China dalam Kerjasama Selatan-Selatan

China memainkan peran yang sangat penting dalam Kerjasama Selatan-Selatan, meskipun negara ini kini sudah menjadi kekuatan ekonomi besar. Beberapa alasan mengapa China tetap dianggap bagian dari negara berkembang dalam kerjasama ini adalah:

1. Status Pembangunan

Meskipun China memiliki GDP terbesar kedua di dunia, pendapatan per kapita di sebagian besar wilayahnya masih tergolong rendah. Negara ini masih berfokus pada pembangunan wilayah-wilayah terpencil dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

2. Politik dan Diplomasi Global

China telah lama mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari negara-negara berkembang dalam kerangka SSC. Sejarah panjang negara ini dalam memperjuangkan hak-hak negara berkembang, terutama setelah Revolusi Komunis, menjadikannya sebagai simbol solidaritas Selatan.

3. Inisiatif Global

China terus mendorong berbagai inisiatif untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Selatan, termasuk Belt and Road Initiative (BRI) yang menghubungkan lebih dari 140 negara dengan investasi besar di infrastruktur dan perdagangan. China juga meluncurkan South-South Cooperation Assistance Fund (SSCAF), yang dirancang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di negara-negara berkembang.

Kerjasama Selatan-Selatan semakin penting dalam konteks geopolitik global saat ini. Negara-negara berkembang tidak lagi hanya menjadi objek bantuan, tetapi menjadi aktor aktif dalam membentuk dunia yang lebih adil dan seimbang. Melalui solidaritas dan kerja sama, mereka dapat menciptakan solusi untuk tantangan bersama dan berperan lebih besar dalam menentukan arah masa depan global.

Dengan kemajuan yang terus berkembang dalam kerjasama ini, negara-negara Selatan menunjukkan bahwa mereka dapat berkolaborasi, berbagi sumber daya, dan saling mendukung dalam memperjuangkan keadilan sosial dan pembangunan yang berkelanjutan.

Tagar

#KerjasamaSelatan-Selatan #South-SouthCooperation #BRICS+